Minggu, 09 Juni 2013

perpustakaan

Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu sarana dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang menjadi kegiatan sekolah.
Dengan membanjirinya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain  Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya ( Umar Tirtarahardja , 2000 : 138 )

Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah guru, kepala sekolah serta kimote sekolah. Dalam menjembatani upaya ini International Federation of Library Association ( IFLA ), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk di dalamnya lembaga pemerintah dan swasta, Kementerian, perushaan, LSM dan pemerhati pendidikan.
Perpustakaan nasional RI dan Departemen Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintah di negeri ini yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia. Selain itu tentunya perpustakaan nasional RI telah memotivasi untuk berdirinya dan menyelenggarakannya perpustakaan umum di berbagai daerah di Indonesia.



 
PEMBAHASAN


Pengertian Library
Ditinjau dari arti katanya Library berarti perpustakaan  ( E.Pino, 1990 : 232 ) sedangkan menurut Wiki :
The first libraries were composed for the most park, of published records, a particular type of library called archives. Perpustakaan pertama di dirikan untuk sebagian besar, dari penerbitan catatan, jenis tertentu perpustakaan yang disebut arsip ( Wiki, 2010 : 2 )
The international organization for standardization ( ISO ) has published several standards regarding the management of libraries through its technical eommittee, which is focused on libraries, documentation and information centers, publishing, archives, records management, museum documentation, indexing and abstracting, services , and information science “ para organisasi internasional untuk strandarisasi (ISo) telah menerbitkan beberapa standart mengenai pengelolaan perpustakaan melalui panitia teknis yang difokuskan pada “ Perpustakaan “ pusat dokumentasi dan informasi, penerbitan, arsip manajemen arsip, dikumentasi museum, indeks dan jasa abstrak, hardware dan software serta ilmu informasi       ( Wiki ; 2010 : 16 ).
Sehingga dapat dinyatakan bahwa library merupakan suatu perpustakaan yang mempunyai fungsi antara lain mengadakan ,menggandakan, mengelola, menyediakan dan menyebarkan informasi melalui hardware maupun software atau melalui perangkat keras dan perangkat lunak. 




 
Mengenal dan Memahami Klasifikasi Serta Katalogisasi Library / Perpustakaan
Fungsi utama setiap perpustakaan adalah mengadakan, mengolah, menyediakan dan menyebarkan informasi kepada para pemakai. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka perpustakaan harus mengolah dan mengatur koleksinya sedemikian rupa sehingga informasi yang terdapat dalam koleksinya dapat disimpan dan ditemukan kembali secara mudah, cepat dan tepat jika diperlukan. Dengan kata lain, di dalam perpustakaan diperlukan suatu system temu kembali informasi ( information retrieval system ) yang baik.
Kerangka kerja perpustakaan yang berfokus pada proses pengorganisasian informasi di satu pihak dan pencarian kembali informasi di pihak lain, digambarkan oleh Lauren B Doyle dalam diagram berikut ini :
MASUKAN
Pencatatan ciri dan penataan
KELUARAN
Pencocokan dan Penyerahan Koleksi 

Masukan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan, yaitu semua, bahan pustaka atau rekaman informasi diorganisasir, dioleh, dikatalog, diklasifikasi (analisis) yang menghasilkan susunan bahan pustaka di rak ( susunan koleksi) dan wakil ringkas bahan pustaka yang berupa catalog,bilbiografi, indek, dll. Sedangkan keluaran adalah kegiatan temu kembali informasi oleh pemakai perpustakaan. Dalam temu kembali informasi di perpustakaan, pemakai dapat menempuh dua cara, yaitu langsung menuju ke susunan koleksi di rak atau melalui system catalog baru menuju ke rak. Cara pertama biasanya dilakukan apabila pemakai telah mengetahui betul lokasi buku yang ia cari. Sedangkan cara kedua biasanya dilakukan apabila pemakai belum mengetahui letak informasi yang ia perlukan, atau ia telah mengetahuinya namun ingin melengkapi dengan sumber – sumber informasi lain.

 
Istilah temu kembali informasi di perpustakaan pada umumnya mengandung arti temu kembali bahan pustaka. Bahan pustaka disini mencakup semua jenis bahan pustaka, baik yang tercetak seperti buku dan majalah, atau yang tidak tercetak seperti CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory), kaset dan sebagainya. Jadi temu kembali informasi pada dasarnya adalah penemuan kembali bahan pustaka dari koleksi tertentu yang relevan dengan permintaan.



GARIS BESAR KEGIATAN PENGKATALOGAN
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan : 1 ). Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll ), kegiatanya berupa membuat deskripsi bibliografi , menentukan tajuk entri utama dan tambahan, dan 2 ). Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topic yang dibahas), mengadakan analaisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan terurus, kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut catalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar